29 January 2007

USS Mary VS Nelayan

Udah hampir satu bulan usaha pencarian pesawat Adam Air yang hilang dalam penerbangan ke Makassar silakukan. Nyatanya? Belum ada hasil. Pesawatnya ga ketemu, apalagi penumpangnya.
Pemerintah RI bertindak cepat. Peralatan SAR Indonesia yang ga layak dan teknologi yang jauh tertinggal bikin pemerintah akhirnya minta-minta bantuan ke negara lain buat nyari pesawat Adam Air. Singapura sama Amerika jadi incaran.

Akhirnya berdatanganlah segala pesawat dan kapal-kapal tercanggih milik Singapura dan Amerika Serikat. Pesawat dan kapal tersebut dilengkapi sistem sonar yang (katanya) mampu mendeteksi logam hingga kedalaman lebih dari 2000 meter dibawah laut. Nyatanya? Berhari-hari nyari, tetap aja tu Adam Air ga ketemu.

Sampai akhirnya ada breaking news di tipi. seorang nelayan bernama Bakri berhasil menemukan patahan sayap bagian belakang pesawat Adam Air yang hilang tersebut. Kontan aja tu nelayan jadi sorotan. Gelagapan diwawancara sama wartawan. Heran kok tiba-tiba jadi pahlawan. Ga lama tu orang langsung jadi jutawan... (dikasi imbalan 50 juta sama Pak Jusuf Kalla).

Yang bikin heran, pesawat-pesawat Singapura dan kapal USS Mary dari Amrik yang begitu canggihnya ternyata ga berhasil nemuin Adam Air barang seupil pun. Lha?! Ini pak Bakri, nelayan desa sederhana yang cuma bermodal perahu kecil, Ga pake radar apalagi sonar, sukses nemuin sisa pesawat. Kongkrit. Jelas. Asli punya Adam Air.

Artinya? Jangan terlalu bangga ama produk orang. Belum tentu "Barang Impor" lebih berkualitas dari yang lokal. Terbukti dihari-hari berikutnya makin banyak nelayan dan warga sekitar yang melaporkan dan menyerahkan puing-puing Adam Air. USS Mary? tetap ga nemuin apa-apa..
Pemerintah, jangan anggap remeh orang lokal!

No comments:

Post a Comment